Kamis, 28 Januari 2010

自殺 (Bunuh Diri) Masalah Jepang Saat Ini

Mau tahu berapa banyak jumlah orang jepang yang memilih mati dengan bunuh diri setiap tahunnya? Data dari home page kepolisian Jepang menyebutkan bahwa di tahun 2003, tercatat lebih dari 34,400 orang meninggal akibat bunuh diri, ini berarti dalam sehari terjadi lebih dari 100 kasus bunuh diri, 72 % diantaranya laki-laki. Begitu stressnyakah hidup dinegeri ini sehingga banyak orang orang Jepang memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara bunuh diri ini.

Catatan Departemen Kesehatan Jepang juga menyebutkan bahwa pada tahun 2003 lalu , Bunuh diri adalah salah satu penyebab kematian tertinggi bagi mereka yang berusia antara 20 sampai 40 tahun, sedangkan kanker penjadi penyebab utama kematian orang jepang yang berusia diatas 40 sampai 80 tahun. Dilihat dari angka ini jelas bahwa bunuh diri menghantui setiap orang usia produktif di Jepang ini.

Dilihat dari kehidupan sehari-hari di sini, 'tekanan' memang rasanya sesuatu yang sulit dihindari. Bekerja sudah menjadi 'tujuan hidup' banyak orang, terutama laki-laki. Berangkat pagi pulang larut malam untuk bekerja, menggeluti bidang yang sama bertahun-tahun, orang cenderung mengesampingkan hal-hal lain seperti keluarga, kesenangan pribadi, dll. Akibatnya, ketika beberapa tahun belakangan terjadi krisis ekonomi, banyak orang kehilangan pekerjaan, dan merasa kehilangan 'jiwa'nya. Meskipun tersedia agen pencarian tenaga kerja, banyak yang merasa tidak ada pekerjaan yang sesuai, akibat monotonitas pekerjaan sebelumnya. Belum lagi, banyak istri yang mengajukan tuntutan cerai setelah suami kehilangan penghasilan. Hubungan yang semakin jauh dari keluarga menyebabkan hidup jadi terasa semakin sepi.

Uang, yang menjadi kebutuhan mutlak, bisa didapat melalui agen kredit. Bunga yang mencekik (lebih dari 20% per bulan) tidak bisa diperhitungkan lagi secara rasional. Pinjaman gelap menjamur, mudah dan cepat didapat, tapi dengan bunga yang sangat tinggi. Ketidakmampuan mengembalikan pinjaman, juga menjadi salah satu pemicu kasus bunuh diri. Agama, bukan lagi menjadi sesuatu yang penting. Hidup ini dijalani sendiri, terasa tanpa arti, tanpa kesadaran bahwa ada DIA yang mahakuasa...

Cara populer untuk bunuh diri salah satunya adalah terjun ke lintasan kereta api , hal ini menjadi pemandangan biasa di kota kota besar seperti Tokyo dan Osaka, dimana pada saat jam jam sibuk kereta tiba tiba berhenti dan mengalami keterlambatan karena ada orang yang sengaja menjatuhkan diri ke lintasa kereta api berharap nyawa bisa cepat terambil. Masalah pribadi untuk sementara teratasi, tetapi berbuntut panjang untuk keluarga yang ditinggalkan. Tuntutan perusahaan kereta api akibat terhentinya kereta, bisa berjumlah ratusan juta yen. Belum lagi omelan orang lain yang terlambat beraktivitas.

Saat ini seiring dengan kemajuan Iptek, internet menjadi sarana diskusi orang-orang peminat bunuh diri. Daripada bunuh diri sendiri-sendiri, lebih baik dengan kelompok. Tidak lupa ditulis surat wasiat untuk keluarga yang ditinggalkan, merencanakan bersama sama melakukan bunuh diri dengan apa yang disebut dengan 団体自殺(bunuh diri berkelompok) sudah sering terdengar berita seperti ini di media masa Jepang saat ini

Kasus Bunuh terbaru adalah bunuh dirinya mentri pertanian Jepang toshikatsu matsuoka (62) pada hari senin 28 mei 2007 kemarin. dia merupakan seorang mentri pertama sejak perang dunia kedua yang melakukan bunuh diri ,aksi bunuh diri anggota kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe itu terjadi beberapa jam sebelum diperiksa parlemen atas kasus skandal dana politik dan kontrak bermasalah. Matsuoka gantung diri menggunakan rantai anjing dikusen pintu ruang tamunya dan saat ditemukan masih mengenakan piyama. Sepertinya bunuh diri adalah satu cara untuk menghindari tangung jawab bagi pejabat negara jepang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar